Bab 430
Yuna jatuh terduduk di lantai dengan wajah pucat pasi. Saking takutnya, dia bahkan tidak punya tenaga untuk menyangkal tuduhan Clara. "Aku sudah bilang, lift ini nggak aman."
"Pasti dia mata-matanya! Dia yang paling mencurigakan di sini," bentak Clara. Kakinya terayun, siap menendang Yuna.
Dengan panik, Yuna memeluk kaki Arya.
Arya refleks menatapku.
Aku memalingkan wajah dan bersandar di dinding lift. Sesungguhnya, aku paling malas terlibat dalam drama ini.
"Clara, jangan coba-coba mengadu domba kami untuk membalas dendam! Kamu berbuat begini karena berpikir akulah yang membunuh Shani, 'kan? Kenapa bukan kamu mata-matanya? Kamu dan Yoga sama-sama mencurigakan. Kalian sudah tewas, tapi sekarang hidup lagi," balas Yuna dengan marah. Dia pun berdiri dan memeluk lengan Arya sambil menambahkan, "Arya, jangan percaya padanya! Bukan aku mata-matanya."
Melihat Arya mengernyit tak percaya, Yuna kembali berteriak, "Kalau tahu akhirnya akan begini, apa kalian pikir aku mau datang ke sini?"
Perta
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda