Bab 395
Semua orang menahan napas, melihat sekeliling dengan perasaan was-was.
Aku bersandar ke dinding dengan napas yang tersengal seraya menunduk untuk menatap tanganku yang berlumuran darah.
Padahal, aku hanya melukai lengan Marco. Seharusnya, tidak jadi sebanyak ini menampung darah di tanganku.
Napasku makin berat. Refleks, aku menyembunyikan kedua tangan di balik punggung, berusaha mati-matian untuk menghilangkan darah itu.
Bukan ... bukan aku yang membunuhnya.
Kenapa pula tanganku sampai berdarah?
"Itu dia!" Alex langsung menunjuk ke arahku. "Tangan dia tampak berlumuran darah!"
"Dasar gila! Dia sama saja dengan si Gila!"
Emosi semua orang mulai memuncak.
Alex menurunkan suaranya, kemudian melakukan provokasi pada orang-orang di sekitarnya untuk menyerangku. "Kalau si Gila itu nggak kasih kita kesempatan keluar, sudah kubilang kita bunuh saja ceweknya!"
"Setuju!" Mereka mengelilingiku sambil meneriakkan ancaman ke arah CCTV di sana. "Biarkan kami keluar! Kalau nggak, kami akan membunuhny
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda