Bab 385
Dengan susah payah, Alex berhasil merangkak sampai sini. Dia panik dan langsung berbaring di atas meja, kemudian melahap sisa-sisa makanan yang ditinggalkan Yuna untuk memulihkan tenaganya.
Kami berempat masih terpaku di sini.
Yoga melirikku sekilas dengan alis terangkat, seolah-olah tengah mengejek diriku karena baru kali ini memahami situasinya.
Namun, Yuna sepertinya kelihatan biasa saja. "Kamu berani buat membunuhku?"
"Coba saja." Aku berusaha untuk tenang, mendekatkan pisau belati ke arteri lehernya, hingga melukainya karena terlalu tajam.
Raut wajah Arya berubah muram. Dia membentak dengan marah, "Sanny!"
Ternyata, dia memanggilku Sanny.
Artinya, Arya meyakini bahwa Yuna adalah Shani yang asli.
Ck!
Aku pun mencibirnya, "Taruh lagi makanannya kalau nggak mau dia mati."
Arya terpaksa mengambil bungkusan di tangan Yuna, membukanya, dan meletakkan makanannya kembali.
Yoga mengambil makanan secukupnya untuk kami, lalu mengajak aku duduk di sudut ruangan.
Aku tidak melepaskan tatapanku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda