Bab 273
"Vincent, kakekmu sudah meninggal. Kamu harus memimpin upacara pemakamannya," ujar Kakek Yahya dengan pelan setelah turun dari mobil.
Aku memandangnya dengan was-was. Terlihat jelas bahwa kedatangannya bukan semata-mata demi upacara pemakaman.
"Jasad kakekmu masih di ruang jenazah, perlu tanda tangan dari kerabat dekat agar bisa segera dimakamkan. Kamu nggak mungkin membiarkannya terus merasa nggak tenang begini, 'kan?" Raut wajah Kakek Yahya tampak dipenuhi kasih sayang, seakan-akan dia hanya sosok kakek yang mengkhawatirkan cucunya.
Aku langsung mengerutkan kening ketika melihat mobil yang mengikuti dari belakang. Baru saat itulah aku sadar dengan keberadaan para wartawan.
Kematian Kakek Jordan bukanlah perkara kecil di lingkungan bisnis. Ada begitu banyak wartawan media yang menyoroti kejadian ini. Bahkan, jika Pak Yahya hanya berpura-pura, dia harus membuat adegan yang cukup mengesankan.
Aku berdiri sedikit di depan Davin dan berbisik, "Davin, jangan takut ..."
Untuk sementara, Dav
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda