Bab 266
Dia menepis tanganku dengan jijik dan menatapku dengan marah. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa.
Seorang pembantu tampak ingin berbicara tetapi memilih untuk diam.
Mataku memerah. Dengan gugup dan hati-hati, aku berkata, "Apa ... apa kamu nggak suka makan ini lagi? Apa seleramu sudah berubah?"
Arya membuka mulutnya dan akhirnya menelan kembali kata-kata yang hendak diucapkannya. "Berikan padaku."
Aku memberikan es krim sagu mangga itu dengan sangat senang.
Dia melirikku dengan acuh tak acuh, menghela napas dan pergi.
Pembantu berbisik padaku, "Nona, tuan muda alergi mangga."
Aku terkejut, "Itu nggak mungkin. Dia sangat suka makan es krim sagu mangga ..."
"Nona, tuan muda menyuruh ... agar kamu pergi ke sekolah sendiri. Katanya, kamu bukan anggota keluarga Japardi dan nggak usah diistimewakan. Pak sopir ... disuruh menjemput Nona Yuna." ucap pembantu dengan ragu.
Aku terdiam sejenak, berdiri terpaku dengan kecewa, mataku memerah.
Padahal dia pernah bilang dia mencintaiku, mengapa pera
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda