Bab 245
Sementara itu, di Perusahaan Isman.
Setibanya aku dan Davin di kantor, beberapa karyawan terlihat masih melakukan kekacauan.
"Perusahaan sebesar Perusahaan Isman bisa-bisanya dikelola sama orang bodoh? Memangnya di perusahaan ini nggak ada orang yang lebih kompeten? Ketua direksi bermasalah, sudah seharusnya digantikan orang yang lebih cakap, dong!"
"Setuju! Kenapa malah dipimpin orang bodoh, sih?"
"Dia cuma anak haram keluarga Isman, gila juga. Nggak pantas dia yang dipercaya untuk memimpin!"
Ucapan orang-orang itu penuh kebencian. Jelas, ada yang sengaja memprovokasi mereka.
Benar juga. Sifat rakus manusia akan makin terlihat ketika mereka dihadapkan dengan keuntungan. Pak Yahya bisa memberi mereka uang dan kekuasaan. Karena itu, mereka akan dengan senang hati menjelekkan dan memfitnah orang yang tidak pernah merugikan mereka.
"Bajingan gila ini, kenapa dia nggak mati saja waktu kecelakaan dulu? Kenapa malah Tuan Joko yang harus meninggal."
"Katanya, sih, orang ini pembawa sial."
"Ka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda