Bab 241
"Vincent, Sanny itu putriku dan kamu menantuku. Istrimu sudah menggantung adiknya sendiri di balok gudang. Sebagai suami, harusnya kamu menegur dia." Maria masih ingin lanjut bicara, tetapi Aldi segera menyela. Aldi merasa kesulitan memahami Vincent saat ini.
Davin memiringkan kepala sembari menatapku. "Bagaimana bisa kamu menggantung adikmu sendiri di balok?"
Aldi tampak lega, seolah-olah dia telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini.
Sayangnya, Davin melanjutkan ucapannya dengan ekspresi serius, "Seharusnya, kamu gantung dia sampai mati saja."
Kali ini, tidak hanya Aldi yang terperangah, aku pun tercengang.
Dia sangat serius.
Karena itu, aku menegurnya dengan sungguh-sungguh, "Diam. Jangan lakukan hal yang melanggar hukum."
Davin mengangguk patuh. "Oh."
"Kamu, kalian! Sudah kelewatan!" Maria murka hingga wajahnya merah padam.
Aldi juga menahan marah hingga menggertakkan giginya. "Vincent, kamu cuma anak haram di keluarga Isman. Sampai sekarang, kamu belum benar-benar me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda