Bab 202
Davin berbisik, terus menghitung dalam hatinya.
Titik waktu.
Ada yang tidak beres.
"Mungkinkah... Arya merancang untuk menipunya?" Perhitungan Arya membuat rencana pembunuh menjadi salah, sehingga titik waktu juga salah.
Davin menggelengkan kepala. "Arya... bodoh."
Menurut Davin, Arya tidak memiliki kemampuan itu.
Aku menggelengkan kepala, "Arya tidak bodoh, dia adalah peringkat pertama di kelas Yuna saat itu."
Dia juga dikenal sebagai jenius di bidang keuangan, baru saja menjadi anggota baru Keluarga Japardi dan mampu membawa Perusahaan Japardi ke puncak kejayaan di dunia bisnis.
Aku hanya menganalisis secara objektif, bukan bermaksud memuji Arya.
Arya memang memiliki kelebihan tertentu.
Davin mengembungkan pipinya dan mendengus, "Bodoh."
Baginya yang merupakan jenius, Arya adalah bodoh.
Seperti yang dijelaskan dalam buku, bukankah yang berhasil melalui kesulitan akhirnya menjadi salah satu dari seratus ribu tentara surgawi yang mengepung dan menindas Kera Sakti pada masa itu?
Mereka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda