Bab 148
Aku terkejut dan menganga lebar. Ceno ... benar-benar mati?
Kalau Ceno mati, sudah pasti bukan dia pembunuhnya.
Lalu, siapa?
Aku melirik Davin dengan cemas, ekspresinya menunjukkan dia sedang tidak baik-baik saja. "Ceno sudah mati ... "
"Ceno sudah mati ... " Davin terus menggumam.
"Apa kamu yakin mayat itu pasti Ceno?" Entah mengapa dari tingkat kejeniusan pembunuh, hanya ada dua pribadi yang kucurigai, Davin dan Ceno.
Kalau Ceno benar-benar mati ...
Pelakunya ... Davin?
Aku menatap Davin dengan cemas. Selama ini kami memang selalu bersama dan dia tidak punya waktu untuk melakukan kejahatan, tapi ...
"Justru aku memanggil Davin untuk memberitahuku yang sebenarnya." Ben menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menatap Davin. "Apa hubunganmu dengan pembunuh itu? Kenapa kamu menyerahkan diri dan mengaku sudah membunuh seseorang?"
Ben menatapnya dengan tajam. "Aku nggak langsung membawamu ke kantor polisi dan hanya bertanya padamu di sini. Artinya, aku percaya padamu. Jadi sebaiknya kamu juju
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda