Bab 140
Pak Fendi tidak mengatakan apa-apa dan hanya melihat jam. "Apakah Anda bersedia mengenal Tuan Muda lebih dalam lagi bersama saya? Lagi pula, kalian berdua sudah menjadi suami istri sekarang."
Pak Fendi ingin membantuku agar lebih memahami Vincent dengan baik.
Aku menengadah. Mataku tampak memerah. "Oke."
Sepanjang perjalanan, Pak Fendi hanya diam saja. Dia membawaku ke panti asuhan yang sudah terbengkalai.
"Saat Tuan Muda berusia sembilan belas tahun, Kakek sebenarnya berencana mengirim Tuan Muda ke luar negeri untuk melanjutkan studinya, guna mendapat gelar doktor. Tapi, pada hari itu, panti asuhan terbakar. Seseorang yang berniat jahat mengunci Tuan Muda dan Ceno di dalam sebuah kamar yang ada di panti asuhan ini. Mereka nggak bisa keluar dan terjebak di dalamnya. Kalau ... bukan karena kami datang ke sana tepat waktu, Tuan Muda mungkin juga akan tewas."
Aku memiliki ketakutan yang mendalam terhadap panti asuhan ini. Aku takut pada tempat ini karena aku mati di sini.
Untungnya, Pak F
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda