Bab 125
Aku menatap Arya dengan penuh kewaspadaan. Ekspresiku menjadi muram.
Apa dia menggila lagi?
"Siapa yang kamu panggil Shani? Jangan membuatku merasa muak!" makiku sambil mendorong Arya dan mencoba untuk keluar dari lift.
Namun, Arya tiba-tiba meraih pergelangan tanganku dengan kuat dan menarikku kembali. Kemudian, dia bertanya, "Kamu itu Shani, 'kan?"
Suara Arya terdengar serak dan agak emosional.
Aku menjadi sedikit panik dan mendorong Arya dengan kuat sambil berkata, "Jangan menggila di sini! Ini bukan rumahmu, melainkan Perusahaan Isman!"
Begitu pintu lift terbuka, para karyawan pun berjalan keluar. Hanya tinggal aku, Arya, dan asistennya di dalam lift.
Arya tidak berbicara. Dia hanya terus menatapku dengan tatapan yang membuatku merinding.
Begitu pintu lift terbuka, Fendi yang menunggu di luar pun berkata, "Pak Arya, silakan."
Dia sepertinya sama sekali tidak terkejut setelah melihat kedatanganku.
Arya menatapku sekali lagi, lalu langsung keluar dari lift.
Aku mengikutinya dengan ha
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda