Bab 95
Meskipun Yoel makan dengan porsi besar, gerakannya tetap sangat elegan. Bahkan cara dia memegang sumpit terlihat begitu indah, dengan tangan yang kekar, bak karya seni yang sempurna.
Melihat Yoel menghabiskan semangkuk mie dan menyeruput kuahnya perlahan-lahan, hati Yunara yang tadinya cemas mulai merasa sedikit lega.
Yoel, pria berengsek ini, memang dikenal berangasan dan tidak mudah ditaklukkan.
Jika pria ini bisa menghabiskan mie itu, tandanya suasana hatinya sudah lumayan baik.
Mumpung suasana hatinya masih baik, Yunara pun bertanya, "Bisa nggak kamu memberitahuku di mana Samudra? Anak itu sulit tidur di tempat baru, dia pasti nggak nyaman."
Walaupun dalam hatinya sudah sangat ingin menghajar kepala Yoel, Yunara tetap harus memasang wajah lemah lembut untuk membangkitkan sedikit rasa simpati dari pria itu, berharap bisa mengusik sedikit nuraninya yang tersisa, dan memberitahunya keberadaan Samudra.
Wajah Yoel yang sedang menyeruput kuah mie tiba-tiba berubah, dia mendengus dingin,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda