Bab 57
Usai mengompori, Wela melirik ke arah Yunara dengan tatapan penuh kepuasan.
Seolah-olah menunggu putra tirinya membalaskan dendam demi dirinya.
Yunara pun mengalihkan pandangannya ke atas, ke arah Yoel yang tengah berdiri di lantai atas. Meski lampu gantung kristal berkilauan dengan cahaya yang memukau, sinarnya tak mampu menyembunyikan aura luar biasa dari pria itu.
Yoel begitu mencolok, bahkan dengan hanya berdiri angkuh di sana, dia mampu membuat matahari dan bulan seakan kehilangan cahayanya.
Setelah mendengar hinaan yang dilontarkan oleh Wela, hati Yunara terbakar rasa tidak adil. Dia ingin sekali membela diri.
Namun setelah dipikirkan, dia tahu bahwa penjelasan apa pun tak akan mengubah pandangan Yoel. Untuk apa membuang-buang waktu?
Lebih baik ...
Menghemat tenaga untuk bertengkar dengan Yoel nantinya.
Akibat kehadiran Yoel, keributan yang semula terjadi seketika mereda.
Pria itu mengusap rambut basahnya dengan sembarangan, kemudian menyampirkan handuk di bahunya dan mulai menur
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda