Bab 912 Pembawa Damai
Yang terpenting adalah Monica ingin mengobrol dengan Maura.
"Kalau begitu, aku akan mendesain di sini," kata Maura sambil menyalakan komputer.
Monica menopang dagunya sambil menatap Maura. Monica berkata, "Meskipun aku pergi ke rumah Keluarga Acosta, sepertinya kita tetap jarang bisa bertemu dan mengobrol."
"Setelah hamil, aku jadi sering mengantuk," kata Maura dengan tersenyum.
"Kamu tambah gemuk, sama seperti aku." Monica tersenyum, tetapi hatinya merasa agak sedih.
"Setelah aku melahirkan, kita sama-sama diet, ya." Maura membayangkan saat itu tiba, berat badannya pasti naik.
Monica menghela napas. "Aku masih perlu minum obat. Apa boleh buat? Aku akan diet setelah pengobatan selesai."
Kulitnya juga terkena efeknya.
Ada perasaan kecewa.
Bagaimanapun juga, semua wanita mendambakan menjadi cantik.
"Apa kakakku protes?" tanya Maura dengan tersenyum.
"Nggak, aku yang membenci diriku sendiri," kata Monica dengan tersenyum getir.
Maura menghela napas. "Monica, nggak ada salahnya mendambakan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda