Bab 707 Ternyata Musuh ada di Depan Mata
Nenek tabib juga tidak memiliki anak. Ketika nenek tabib meninggal, yang mengantar kepergiannya adalah orang-orang yang tidak punya hubungan darah dengannya.
Maura merenung, andai saja nenek tabib tidak mengenal dirinya, kemungkinan sekarang nenek tabib masih hidup.
"Nggak usah bahas mereka lagi." Pak Hermawan melambaikan tangan ke arah Maura, sebagai isyarat bahwa dia ingin ganti topik. "Katakan, kamu mau makan ikan apa. Aku adalah pemancing ulung."
"Kenapa Bapak sangat perhatian sama kami?" tanya Maura.
Pak Hermawan menatap Maura cukup lama. Setelah berpikir sejenak, dia berkata bertanya kepada Maura dengan hati-hati, "Apakah ... temanmu itu sakit?"
Sambil berjalan, Maura bertanya sambil menatapnya, "Dari mana Bapak tahu?"
"Bukankah kelihatan jelas? Aku pernah mengantarkan barang ke rumahnya. Rumahnya terlihat berantakan, jadi aku menebak dia sedang sakit," kata Pak Hermawan.
"Dia nggak bermaksud begitu. Aku sudah membersihkan rumahnya." Maura merasa bersalah.
"Aku paham tentang kehi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda