Bab 195 Bertarung Sampai Mati
Maura merasa pusing ketika dia ditampar, telinganya berdengung, pipinya sakit.
Dia dipaksa mengangkat kepalanya, darah mengalir dari sudut mulutnya.
Mata pria itu gelap. Dia mengangkat tangannya untuk menampar Maura lagi, lalu ponselnya berdering.
Maura didorong ke lantai dengan keras olehnya.
Kepala Maura terbentur, penglihatannya menjadi gelap karena rasa sakit. Dia hampir kehilangan kemampuan untuk bergerak.
"Hei! Aku nggak tahu kapan wanita jalang ini mengirim pesan meminta bantuan kepada temannya. Aku tertipu olehnya!"
Pria itu berjalan keluar sambil memegang ponsel.
"Orang di sana bilang tiga hari. Nggak bisa."
"Aku akan menghubungi pembeli lain, jangan khawatir. Aku pasti akan mengirimnya ke taman. Dia nggak akan bisa meminta bantuan!"
Setelah selesai berbicara, dia menutup telepon lalu berbalik untuk menangkap Maura.
Maura diseret keluar dari ruang timah dengan rambut dijambak.
Air mata mengalir di matanya. Dia melihat kesempatan, kemudian menendang pria itu. Dia tahu betul tam
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda