Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Membalikkan TakdirMembalikkan Takdir
Oleh: Webfic

Bab 5

Elsa pindah ke kamarku. Namun, aku tidak mau pindah ke kamarnya. Aku memilih pindah ke salah satu kamar tamu. Pelayan menyiapkan selimut yang dingin dan lembap untukku. Aku tidur tanpa ganti pakaian. Lagi pula, tinggal beberapa hari lagi. Setelah itu, semua hal menyakitkan ini akan berakhir. Esok harinya, aku turun ke bawah. Aku melihat ke arah altar peringatan mendiang ibuku di aula samping. Altar peringatan mendiang ibuku kacau balau. Foto ibu terjatuh di lantai, bingkai pecah dan banyak bekas injakan kaki di foto ibuku. Ibu yang awalnya tersenyum, seolah-olah sedih karena melihatku disakiti. Semua makanan jatuh ke lantai dan dimakan anjing peliharaan Elsa. Elsa berdiri di samping, dia berteriak sambil bertepuk tangan, "Bagus." Aku masih berdiri di tempat. Emosiku langsung naik ke ubun-ubun. Baik akal sehat maupun kesabaranku selama ini, semuanya lenyap seketika itu juga. Seperti orang gila, aku mengangkat vas bunga, kemudian melemparnya ke anjing itu. Anjing itu ketakutan dan melarikan diri. Elsa menjerit kesakitan karena ada pecahan vas bunga yang melukai lengannya. "Chelsea! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu melukai adikmu?" Ketika ayah datang, Elsa langsung memeluknya sambil menangis. "Ayah, tolong aku. Kak Chelsea mau membunuhku ... " "Chelsea, kamu sudah kelewatan!" "Apa Ayah nggak lihat? Dia memberikan makanan di altar penghormatan untuk ibu kepada anjingnya, dia juga merusak foto ibu ... " Seluruh tubuhku gemetar, air mata mengalir deras. Aku merasa kecewa dan sakit hati melihat mendiang ibuku diperlakukan seperti ini. Ayah hanya melihat kondisi lantai yang berantakan, lalu dia mengatakan sambil mengernyit, "Itu bukan alasan untuk kamu melukai adikmu!" "Ayah ... " "Chelsea, ibumu sudah lama meninggal. Apa ibumu lebih penting daripada adikmu yang masih hidup?" Elsa berkata dengan ragu, "Ayah, anjingku nggak sengaja menjatuhkan makanan di altar. Awalnya, aku ingin meminta maaf kepada Kak Chelsea, tapi dia turun dan langsung memukulku. Bahkan, sebelum membuka mulut, Kak Chelsea sudah memukulku dengan vas ... " Elsa mengangkat lengan yang berdarah. Dia menatap ayah dengan wajah memelas. "Ayah, sebaiknya aku dan ibu angkat kaki dari rumah ini ... " "Anjing itu nggak mengerti apa-apa, kenapa kamu bodoh sekali?" Ayah menatapku dengan tajam, tiba-tiba dia menamparku dengan keras. Aku belum sempat menghindar. Ayah juga sepertinya ikut terkejut. Namun, Ayah tetap diam. Dia berbalik, kemudian mengajak Elsa ke tempat lain untuk mengobati lukanya. Aku melihat mereka pergi. Tidak lama kemudian, aku baru merasakan sakit luar biasa di wajahku. Aku menyentuh wajahku yang bengkak. Ketika air mataku jatuh, aku justru tertawa sinis. Aku mengerti sekarang. Keberadaanku sudah tidak diinginkan di rumah ini.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.