Bab 13
"Kak Johan ... "
"Apa aku sedang bermimpi? Benarkah kamu adalah Chelsea? Benarkah kamu adalah Chelsea Pratama?"
Johan memegang wajahku.
Dengan jarak sedekat ini, aku merasakan napas kami saling beradu.
Dalam kondisi mabuk, tatapan matanya terlihat bingung, putus asa, tidak percaya, dan terdapat penderitaan yang sulit diungkapkan.
Hatiku terasa sangat sakit.
"Johan."
"Kamu nggak sedang bermimpi."
"Ini aku, Chelsea Pratama ... "
Sebelum aku selesai bicara, ciuman hangat sudah mendarat di bibirku.
Sebuah ciuman yang sangat lembut.
Di saat aku belum sepenuhnya sadar, Johan sudah melepasku.
Mungkin Johan bisa merasakan keterkejutan dan kegelisahanku.
Johan menggenggam tanganku, lalu dia menyuruhku duduk.
Mobil sudah dinyalakan, Johan menurunkan partisi mobil.
Berduaan dengan Johan di dalam mobil membuatku makin cemas.
Johan melepaskan tanganku.
"Jangan takut, Chelsea."
"Aku nggak akan berbuat macam-macam."
Johan merapikan rambut yang berantakan di pelipisku. "Chelsea, aku akan tunggu sampai
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda