Bab 92
Kota Silas seharusnya diwarnai oleh gejolak dan pertumpahan darah malam itu, tetapi Adriel berhasil mengatasi badai dan meredakan situasi.
Di vila keluarga Juwana, Ana pulang larut karena pekerjaan yang menumpuk dan dia terlihat lelah.
Dia bergegas untuk mandi dan duduk di ruang tamu untuk membaca buku. Namun, dia tidak fokus seolah sedang menunggu kedatangan seseorang.
Dia sesekali mendongak untuk melihat jam dinding, tetapi sosok yang dia harapkan tidak kunjung datang.
Ketika suara lonceng tengah malam akhirnya berbunyi, barulah Ana tersadar bahwa dia sudah menunggu terlalu lama sampai larut malam.
Dia meletakkan bukunya, berjalan ke taman, lalu berdiri di sana sebentar.
"Dasar, si berengsek itu nggak datang malam ini?"
Ana pun kembali ke kamar dan berbaring di tempat tidur, tetapi dia tidak bisa terlelap. Dia hanya terus berguling ke kanan dan kiri dengan gelisah sepanjang malam.
Mungkin karena sudah terbiasa tidur sambil dipeluk seseorang, kini hatinya jadi gelisah saat sendirian.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda