Bab 910
Adriel tiba-tiba menggelengkan kepala dan tertawa.
"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Elin sambil tertegun.
"Elin, kamu sungguh nggak mengerti aku," balas Adriel.
Adriel menatap Elin, lalu mengucapkan kata demi kata, "Aku nggak pernah berpikir untuk bergantung padamu sejak awal!"
"Kamu ... "
Elin sedikit mengernyit, apakah Adriel sedang menyangkal?
Siapa lagi yang bisa diandalkannya jika bukan orang lain?
Elin tidak bisa memikirkan cara lain apa yang bisa dilakukan oleh Adriel
"Apa kamu lupa bahwa aku adalah jenius dalam kultivasi? Aku juga adalah dokter sakti yang langka ... " ujar Elin.
Adriel tersenyum dan menatap lambang keluarga di bahu Elin, lalu dia berkata dengan penuh minat, "Katamu lambang ini punya kekuatan kutukan? Bahkan Guru Bumi pun nggak bisa menghilangkannya?"
"Tentu saja," jawab Elin sambil mengerutkan kening. Lambang keluarga ini hanyalah simbol rasa malu baginya. Selama bertahun-tahun, dia telah menggunakan berbagai cara untuk diam-diam mencari seseorang yang dapat m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda