Bab 902
"Nona Elin, tadinya aku masih berpikir untuk berteman denganmu. Sayangnya, kamu membesarkan seorang anak yang nggak tahu diri. Mungkin orang lain takut dengan kekuatan keluarga Forez dan enggan menyentuhnya, tapi hari ini, aku nggak akan mundur. Apa pun balasan dari keluarga Forez atau bahkan darimu, aku siap menghadapinya. Nggak ada yang kutakuti," ujar Adriel sambil tersenyum dingin.
Begitu selesai berbicara, Adriel menghentikan pembicaraannya dengan Elin, lalu menginjak ponselnya hingga hancur berkeping-keping.
"Adriel, kamu nggak bisa ... "
Elin masih mencoba berbicara, tetapi sambungan telepon sudah terputus.
Dia menggenggam ponselnya, tetapi bukannya menunjukkan ekspresi ketakutan atau kepanikan seorang ibu yang anaknya dalam bahaya, justru ada tatapan penuh penyesalan di wajahnya.
"Aku tahu hari ini pasti akan datang dan aku sudah lama menantinya. Tapi sungguh, aku berharap orang yang melakukannya bukanlah kamu," gumam Elin pada dirinya sendiri.
Dia meletakkan ponselnya di sampi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda