Bab 652
Anak buah Wiryo hanya bisa tersenyum pahit ketika melihat reaksi bosnya.
Saat Wiryo menatap Doni, yang terus mengulang nama Adriel dengan tatapan kosong, amarahnya memuncak.
Tanpa peringatan, dia melayangkan tendangan keras ke tubuh Doni. Tubuh Doni terlempar seperti peluru yang ditembakkan, menghantam tembok kota dengan keras. Darah segar mengalir dari mulutnya, dadanya tampak ambruk ...
Dia sudah mati!
Nggak lebih dari sampah. Sembuh pun hanya akan jadi pemakan gratis, kata Wiryo dengan nada penuh penghinaan.
Adegan brutal itu membuat semua orang terdiam. Wajah mereka pucat pasi, tidak ada yang berani mengeluarkan suara.
"Seorang Adriel saja bisa membuat Kota Silas kacau balau sampai aku harus turun tangan sendiri. Kalian semua benar-benar nggak berguna! Nanti setelah selesai, kembali ke Majaya untuk menerima hukuman!" kata Wiryo dengan dingin, menatap anak buahnya satu per satu.
"Maaf, Bos. Kami nggak berguna, mohon ampun ... " ujar salah satu anak buahnya dengan gemetar sambil meny
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda