Bab 472
"Bukankah kamu sangat paham tentang ini, kulihat tadi kamu menjilat Tanto dengan senang, bukan?" tanya Wina sambil mendengus dingin.
Di hadapannya, Fanny terlihat seperti boneka bodoh, dia bisa dengan mudah melihat trik-trik kecil Fanny yang berpura-pura kasihan.
Sri hampir saja ingin berlutut di depan Yunna. Dia berkata, "Bu Yunna, kalau bukan karena Pak ... Pak Adriel mengabaikan kami, bagaimana mungkin kami akan melakukan hal seperti ini? Keluarga kami masih perlu menjaga martabat kami."
"Cheky, kamu bicara dong, dulu kita pernah menggendong Adriel saat dia kecil," tegur Sri.
Cheky menghela napas, lalu menggelengkan kepala sedikit sambil berkata, "Semua sudah berlalu, orang memang akan melupakan kerabat lama setelah sukses."
Mendengar perkataan mereka, Yunna tertawa terbahak-bahak. Dia kemudian berkata, "Jadi, maksudmu Pak Adriel memaksa kalian untuk merayu orang berkuasa?"
"Aku nggak bermaksud begitu. Aku hanya merasa bahwa Pak Adriel sekarang sangat dihormati oleh banyak orang, ta
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda