Bab 44
Thomas tersenyum.
"Tuan Thomas, apa Anda kenal dengan dia?" tanya Irish.
"Tentu saja kenal! Aku dan Fanny adalah teman satu sekolah di sebuah SMA, saat itu aku sudah menyukainya. Sayangnya, Fanny tidak tertarik padaku, sampai sekarang pun aku masih ada penyesalan,"
ucap Thomas sambil tersenyum.
Fanny diam-diam merasa puas melihat ekspresi sedih Irish setelah mendengar perkataan Tuan Thomas, akhirnya dia bisa membanggakan diri di hadapan teman-teman sekelasnya.
"Saat SMA aku masih kurang paham tentang percintaan. Selain itu, keluargaku sangat ketat, mereka nggak mengizinkanku pacaran," jelas Fanny.
Teman Thomas langsung berkata, "Kalau gitu berarti sekarang kamu sudah paham dong, jadi kalau Tuan Thomas kembali mendekatimu, kamu nggak akan menolaknya, 'kan?"
Fanny seketika merasa canggung, sebenarnya dia tidak menyukai Thomas, tetapi dia harus menyenangi Thomas, tidak boleh menyinggung perasaannya.
"Soal pacaran, santai saja, nggak usah buru-buru. Lagi pula, siapa tahu Tuan Thomas sudah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda