Bab 394
"Bagus."
Alliya akhirnya bisa bernapas lega.
"Tadi kamu bilang, sekarang kalian ada di Rumah Sakit Utama Kota Silas, 'kan?"
"Kenapa?"
"Oke, kamu tunggu aku di sana. Aku mau ketemu kamu."
"Ka ... kamu mau ngapain?"
Alliya terkejut, sebuah firasat buruk muncul di dalam hatinya.
"Menidurimu."
"Apa katamu?!"
"Bukannya kamu menyuruhku sembunyi? Tempat paling aman buat sembunyi itu justru tempat paling bahaya. Masa kamu nggak tahu logika itu? Kamu tunggu aja, sebentar lagi aku tiba."
Alliya di seberang telepon tercengang dan mulai memakinya. Namun, Adriel tidak peduli. Pria itu langsung menutup telepon sambil tersenyum sinis.
Dia seorang pewaris Tabib Agung yang gagah berani, kenapa dia harus kabur saat diincar Riko dan Joshua?
Apa dia hanya akan menunggu orang suruhan Riko mengejarnya?
Adriel sudah lama memendam kekesalan dalam hatinya ini. Sudah saatnya dia membuat Riko dan Joshua membayarnya.
Begitu membayangkan tubuh menggoda Alliya, gelora api di hati Adriel makin membara.
Dia langsung
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda