Bab 2139
"Pak Jayub, aku akan mengantarmu," ujar pria muda berbaju sederhana dengan ramah.
"Terima kasih, Yang Mulia Pangeran Keempat," jawab Jayub dengan cepat.
Mereka berjalan berdampingan. Namun, setelah keluar dari pondok jerami, Jayub tiba-tiba berkata, "Yang Mulia, Saka itu hanyalah seorang rakyat kecil ... tapi dia berani membunyikan Gendang Pengaduan. Ini jelas-jelas merusak kehormatan negara, melawan tatanan yang ada. Kamu harus menyampaikan hal ini kepada Yang Mulia Kaisar ... "
Pangeran Keempat, yang selalu tampil sopan dan ramah, tampak tersenyum simpul sambil berkata, "Saka hanyalah orang kecil, Ayahanda nggak akan memedulikannya. Tapi kehormatan Guru Negara harus tetap dijaga. Kamu menjaga makam selama tiga bulan ini hanya untuk formalitas, menjawab tuntutan publik sekaligus menghindari perhatian. Keluarga Atmaja nggak akan jatuh."
Jayub mengangguk paham, sedikit menghela napas lega. "Aku mengerti."
Pangeran Keempat mengantarnya sampai ke gerbang Istana Kekaisaran, di mana sebuah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda