Bab 1950
Marina terbaring lemah di tempat tidur. Sorot matanya yang penuh amarah telah memudar, hanya tersisa keinginan untuk mati.
"Kalau kamu berani lagi membuat permintaan yang nggak pantas atau kurang ajar padaku, lain kali nggak akan semudah ini," tegur Saka sambil melemparkan sepotong pakaian yang sudah robek ke arahnya.
Tepat saat itu, telepon Saka tiba-tiba berdering. Itu telepon dari Wafa.
Untuk apa dia menghubungiku?
Saka segera mengangkat tangannya, membentuk penghalang dari energi sejati untuk meredam suara, lalu mengangkat telepon.
"Selamat, Saka Sang Mahatinggi. Hanya dengan satu pertempuran, kamu sudah jadi raja. Aku telah menyiapkan hadiah kecil untukmu sebagai tanda hormat," ucap Wafa. Suaranya di ujung telepon terdengar dengan senyum.
"Aku nggak akan bekerja untukmu, jadi jangan berharap lebih," ujar Saka sambil memutar bola matanya.
"Bahkan kalau aku memberimu Api Ilahi tingkat delapan, kamu tetap nggak tertarik?" tanya Wafa sambil tersenyum tipis.
"Hah?" seru Saka terkejut.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda