Bab 1845
Tiba-tiba, ekspresi Devian dan Sandi berubah.
Sungai Causta terhubung ke urat api di bawah tanah dan secara stabil dapat menghasilkan Api Ilahi. Begitu jatuh ke dalamnya, mereka bahkan tidak akan bisa bertahan.
"Pak Renan, aku membuat kesalahan. Aku seharusnya nggak tergoda oleh Saka," ujar Devian dengan wajah pucat.
"Aneh, bukankah kalian memang menginginkan Api Ilahi tingkat enam? Aku sudah memberikannya pada kalian. Kenapa kalian justru nggak mau?"
Renan tampak agak bingung, lalu tiba-tiba berkata, "Oh, aku tahu. Kalian takut dengan hukumanku, tapi kalau kalian takut, kenapa kalian masih melanggar perintahku?"
Nada bicaranya tidak rendah atau tinggi, tetapi tajam dan licik seperti ular berbisa. Hal ini membuat hati orang merasa dingin.
Suasananya menjadi hening sesaat. Kemudian, lava perlahan mengalir dan menggelembung.
Dengan keringat dingin di dahi, kedua pemuda itu menggertakkan gigi seraya berjalan menuju Sungai Causta dengan langkah kaku.
Namun, saat mereka hendak turun, Renan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda