Bab 1801
"Siapa yang mau ambil? Silakan ambil! Aku nggak butuh penghargaan ini!"
Ucapan itu meluncur dengan penuh frustrasi dari seorang pria yang tampak muak. Dia melangkah mundur, menyerah, membuat yang lain ikut ragu-ragu mendekat.
Namun tiba-tiba, bunga teratai di sekeliling mereka sirna bagai kehilangan tenaga. Wajah Saka berubah pucat dan memuntahkan darah segar. Dengan suara penuh amarah dan putus asa, dia meraung, "Nggak! Ini belum cukup! Aku harus bunuh Adair! Aku nggak bisa mati di sini!"
Keraguan mulai timbul di benak orang-orang yang tadinya mundur.
"Dia sudah mencapai batasnya lagi?"
"Jadi, apa kita coba lagi?"
Mereka saling pandang dan bimbang, tidak berani melangkah maju.
Saat itu, Saka tampak mengerutkan kening, pikirannya berputar cepat. Orang bodoh sudah tidak bisa dibodohi lagi.
Dengan gerakan yang nyaris tidak terlihat, dia mengaktifkan gelang sungai darah yang tersembunyi di balik pakaiannya. Tiba-tiba, energi darah yang aneh dan bau merembes keluar dari tubuhnya.
Energi da

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda