Bab 175
"Aku nggak mau pergi," ucap Fanny.
"Kenapa? Ini adalah waktu terbaik untuk mempererat hubungan kalian. Kalau kamu bersikap baik dengannya, bukankah sudah pasti kamu akan menjadi menantu keluarga Santoso?" ujar Sri.
"Ibu! Saat Thomas melarikan diri, dia bahkan nggak melirik kita. Dia sama sekali nggak peduli dengan hidup dan mati kita. Itu menunjukkan bahwa dia nggak benar-benar menyukaiku," ucap Fanny.
Fanny sadar dan tidak sepenuhnya bertindak gegabah.
"Dia sangat ketakutan waktu itu, jadi pasti hanya memikirkan diri sendiri dan nggak peduli dengan kita! Fanny, nggak penting apakah dia benar-benar suka atau nggak. Koneksi dan kekuasaan keluarga Santoso sangat penting bagi kita," bujuk Sri.
"Tapi dia kehilangan satu tangan dan menjadi cacat, apa kamu ingin aku menikahi orang cacat?" tanya Fanny.
Fanny sangat menentang ini di dalam hatinya. Dia sudah terlanjur membenci Thomas, sama seperti rasa bencinya terhadap Adriel saat jatuh miskin dulu.
"Sekarang, ilmu medis sudah sangat maju. Mun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda