Bab 1256
Melihat Herios makin mendekat, Wennie merasa gentar, tetapi tidak ada keraguan dalam pandangannya. Dia tahu, dialah yang menjadi harapan terakhir dalam pertarungan ini.
Selama ini, dia telah terbiasa menjadi pelindung bagi orang lain.
Wajahnya makin serius, lalu dia mengangkat tangan dan memanipulasi udara dingin menjadi panah-panah es yang mengarah ke Herios.
"Menarik ... "
Kilatan api membara tampak di mata Herios, yang merasa makin tertantang.
"Hati-hati, Kak ... " teriak Yulianto dengan cemas.
Dia tahu bahwa Wennie sedang memanfaatkan seluruh potensi tubuh dingin murninya. makin lama dia bertarung, makin besar energi yang terhisap. bisa saja membuat Wennie kehilangan kemampuannya sepenuhnya.
Mengingat cedera pada fondasi kekuatannya, pertarungan ini
"Serang!" kata Wennie, suaranya dingin seperti angin kutub yang menusuk.
Puluhan panah es itu melesat menembus udara dengan suara mendesis, menciptakan gelombang dingin di sekitarnya.
Rambut hitamnya berkelebat liar, membuatnya tampak s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda