Bab 1170
Pendeta itu berkata dengan gemetar sambil menarik Herios.
Saat ini, di sekitarnya sudah ada tiga hingga empat ahli yang mati. Bahkan dirinya juga mengalami luka yang cukup serius.
Pertarungan hanya berlangsung belasan detik saja, jika terus berlanjut, semua orang akan mati di sini!
Anggota Herios juga menjadi lemah tak berdaya semua. Ular raksasa itu terlalu menakutkan dan menghancurkan segalanya.
Jika bukan karena kesetiaan mereka kepada keluarga Maswa, mereka pasti sudah berhamburan dan melarikan diri sejak awal.
Saat ini, wajah Herios tampak muram. Namun, ketika melihat ular raksasa itu, dia berteriak marah, "Takdirku ditentukan oleh diriku sendiri, bukan oleh Tuhan. Nggak peduli seberapa banyak pengorbananku hari ini, aku bertekad untuk mendapatkan harta karun Iblis Darah itu."
"Tuan Herios, kamu ... " kata pendeta.
Tiba-tiba pendeta sedikit tercengang.
"Dengan esensi darahku, aku memanggil roh Leluhur!" ujar Herios.
Tiba-tiba Herios mengambil pisau dan memotong wajahnya sendiri. K
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda