Bab 1047
Saat ini, Yunna berjalan mendekat. Matanya memerah. Dia tanpa sadar ingin memeluk Adriel, tetapi dia menarik tangannya kembali. Bagaimanapun juga, tubuhnya masih penuh dengan racun.
Namun, beberapa saat kemudian, Adriel mendekapnya dengan erat.
"Racunmu nggak mempan sama aku."
Suara menenangkan Adriel terdengar, membuat mata Yunna makin berkaca-kaca. Dia memeluk Adriel dengan erat sambil merasakan kehangatan tubuhnya, seolah-olah tidak ingin berpisah lagi darinya seumur hidup!
Keduanya saling berpelukan.
Saat melihat mereka berdua saling berpelukan, Wina menggigit bibir merahnya dengan ringan, tiba-tiba kehilangan pelukan yang penuh rasa aman itu dan membuatnya merasa sedikit sedih di tengah kegembiraannya.
Setelah sekian lama berpelukan, mereka berdua akhirnya berpisah.
"Adriel, aku ... "
Berpelukan seperti ini di hadapan begitu banyak orang, membuat Yunna tersipu malu.
Adriel mengelus wajahnya yang agak pucat, lalu berkata dengan nada dingin, "Masalah ini belum selesai. Aku akan memb
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda