Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Kalau dia tidak membawa Carina pergi, apakah dia juga akan menggoda model pria itu? Raut wajah Henry semakin memasam saat memikirkan kemungkinan ini. Henry mengeluarkan obat penghilang mabuk dari tempat penyimpanan untuk diberikan pada Carina, tapi Carina tiba-tiba menggigit tulang selangkanya dengan keras. "Henry." "Dasar pria bajingan! Jelas-jelas kamu sudah berjanji untuk menikahiku ...." "Dasar pembohong!" Ucapan Carina membuat Henry kembali mengingat kejadian pada beberapa tahun sebelumnya dimana itu adalah pertama kalinya mereka melakukan hal terlarang. Carina terus menggodanya saat mabuk, tapi dia malah menangis setelah mereka melakukannya. "Bagaimana ini, Henry? Ibu bilang aku nggak boleh melakukan hal ini sebelum menikah ...." Henry memeluk Carina sambil menenangkannya, lalu berjanji bahwa mereka akan menikah setelah lulus kuliah. Pada saat itu, Henry terus memikirkan masa depannya dengan Carina. Hanya saja, Carina mengkhianatinya. Henry menatap Carina dengan dingin sambil berkata dengan sinis, "Nggak disangka kamu memutarbalikkan fakta." Carina sudah mabuk pada saat ini, dia sama sekali tidak bisa memahami ucapan Henry. Pengaruh alkohol sudah mulai menguasai diri Carina yang membuatnya tidak bisa menahan emosinya lagi. Carina mulai mengutuk .... Tentu saja dia mengutuk Henry pada setiap ucapannya. "Dasar pria bajingan, nggak disangka kamu meninggalkanku. Semoga kamu makan mi instan tanpa ada bumbu, minum teh susu tanpa ada sedotan, beli minuman kaleng tanpa ada cincin pembuka, nggak pernah bisa tidur dengan wanita ...." Henry sama sekali tidak bereaksi saat mendengar kutukan pertama Carina, tapi raut wajahnya langsung memasam saat mendengar kutukan terakhir. Dia memegang dagu Carina, lalu berkata, "Coba kamu bicara lagi?" Carina bisa merasakan napas hangat Henry di wajahnya, jarak mereka benar-benar sangat dekat pada saat ini. Henry sedikit menurunkan tatapannya yang tertuju pada bibir Carina yang merah dan lembab. Henry menelan ludahnya, lalu perlahan menundukkan kepalanya. Jantung Carina berdetak dengan cepat saat melihat Henry mendekatinya, yang membuat pikirannya menjadi lebih jernih. Carina segera mendorong Henry saat dia hendak menciumnya, Carina benar-benar sudah sadar pada saat ini, "Henry! A ... apa yang mau kamu lakukan! Dasar mesum!" Henry mencibir saat melihat Carina sudah sadar, "Kamu kira aku benar-benar mau menciummu? Apakah kamu kira semua orang sama sepertimu yang bisa bersama dengan pria mana pun?" Carina, "..." Apakah dia salah paham? "Pikir baik-baik, siapa yang sebenarnya lebih mesum," ujar Henry dengan kesal untuk menakuti Carina. Dia sama sekali tidak tertarik dengan istri orang lain. Carina samar-samar mengingat kejadian sebelum ini, apakah dia memasukkan tangannya ke dalam pakaian Henry? Carina merasa malu dengan tindakannya, lalu berkata dengan kesal, "Maaf, tadi aku mabuk. Abaikan saja tindakanku." Henry meliriknya dengan dingin, dia sama sekali tidak ingin menerima permintaan maaf dari Carina. Henry berkata dengan nada dingin, "Cepat keluar." "Aku nggak sengaja melakukannya, kenapa kamu malah marah?" Carina berkata dengan marah, "Aku akan keluar sekarang." Cuaca benar-benar sangat tidak bersahabat pada saat ini. Tetesan air hujan yang deras mengenai atap mobil dan membuat suara yang berisik. Pada awalnya Carina ingin turun dari mobil, tapi tidak jadi saat melihat hujan yang turun dengan deras, "Aku nggak bisa dapat taksi kalau lagi hujan." Henry tetap berkata dengan nada dingin, "Apa hubungannya denganku?" "Nggak peduli bagaimanapun juga aku adalah orang yang menyewamu jadi pengacaraku, kenapa kamu malah mengusirku?" "Aku nggak bertugas jadi supirmu di luar jam kerja." Dia benar-benar sangat kejam. Hati Carina terasa sakit, dia memegang pintu sambil menggigit bibirnya, lalu hendak keluar. Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara guntur yang keras .... Carina tanpa sadar memeluk Henry sambil gemetar, dia takut pada suara guntur karena bayangan kejadian masa lalu. Henry mengetahui hal ini. Henry tidak segera menjauhkan Carina, dia baru berkata dengan nada dingin setelah suara guntur itu berhenti, "Mau sampai kapan kamu memelukku?" Carina segera menjauhkan diri dari pelukan Henry dengan malu. Apa yang telah dia lakukan? Dia sangat ingin menyembunyikan dirinya pada saat ini! Dulu saat setiap kali ada guntur, Carina pasti akan meringkuk di dalam pelukan Henry. Carina berusaha untuk menghadapi ini semua sendirian setelah mereka putus, biasanya dia akan memakai headphone, lalu memutar musik dengan suara yang keras. Tapi suara guntur yang tadi sangat keras dan tiba-tiba, jadi Carina ... tidak menyangka jika kebiasaannya masih belum berubah setelah beberapa tahun berlalu. "Maaf, ini hanya gerakan refleksku." Carina hendak membuka pintu dan keluar setelah meminta maaf, tapi pintunya terkunci secara otomatis. Henry menginjak pedal gas yang membuat mobil Bentley melaju di tengah hujan. Carina berkata dengan bingung, "Bukannya kamu mengusirku?" Henry berkata dengan datar, "Saat muncul badai petir, orang dengan karakter buruk kemungkinan besar akan tersambar petir sampai mati. Kalau kamu mati, kasusku akan jadi sia-sia." Carina berkata dengan tidak puas, "Memangnya karakterku buruk?" Henry menatapnya dengan penuh arti. Carina langsung berhenti bicara. "Tinggal di mana?" tanya Henry. "Hotel Lotus." Henry meliriknya, "Hotel?" Carina berkata, "Aku sudah pindah dan nggak tinggal bersama suamiku lagi." "Nggak perlu menjelaskan hal ini padaku," ujar Henry. Carina menarik napas dalam-dalam untuk menahan emosinya. Bukankah dia yang menanyakan hal ini? Dia benar-benar sangat menyebalkan! Setelah beberapa tahun tidak bertemu, kenapa dia jadi seperti ini? Meskipun dulu sikap Henry dingin, dia masih bisa bersikap lembut padanya dan tidak pernah mengucapkan kata-kata yang menusuk hati. Carina tidak ingin berbicara dengannya lagi, jadi dia menoleh untuk menatap pemandangan di luar jendela. Suasana di dalam mobil menjadi sunyi saat ini .... Setengah jam kemudian, sebuah mobil Bentley berhenti di depan hotel. Hujannya sama sekali tidak mereda, malah semakin deras. Carina mengerutkan keningnya, dia berencana untuk berlari ke dalam hotel. Hanya saja, sebuah payung hitam muncul di depan matanya saat dia hendak membuka pintu. Carina menatap Henry dengan terkejut, lalu tersenyum tipis padanya, "Terima kasih." "Jangan lupa kembalikan padaku," kata Henry tanpa meliriknya. Carina bergumam rendah, lalu berlari ke hotel sambil memegang payung setelah keluar dari mobil. Sosok Carina terlihat sangat rapuh di tengah hujan deras, seperti setangkai bunga yang akan patah kapan saja saat diterpa oleh angin dan hujan. Henry menatap sosok Carina yang semakin menjauh dengan tatapan yang gelap, "Carina, kamu menikah dengan orang kaya setelah putus denganku, tapi kamu malah menjalani kehidupan yang seperti ini. Sisi mana yang baru merupakan dirimu yang sebenarnya?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.