Udah Nggak Perawan
Sesampainya di apartemen, perempuan itu berjalan cepat mendahului Ken menuju pintu lift.
"Pelan-pelan, jangan lari," Ken memperingatkan, seraya menatap khawatir pada Sely yang semakin mempercepat langkahnya. Lelaki itu hanya tak tega kalau tumit Sely sampai lecet karna berjalan secepat itu dengan high heels setinggi tujuh centi.
Tapi Sely sama sekali tak menghiraukan peringatan Ken, karna perempuan itu tak sedikitpun memperlambat langkahnya. Alhasil, sesampainya di dalam lift, Sely terdengar ngos-ngosan. Kedua kakinya bergerak dengan gelisah, mungkin benar dugaan Ken. Tumit Sely pasti lecet dan perih. Tapi sepertinya perempuan itu tak peduli.
Ia benar-benar merasa bersalah karna sudah teledor dan membiarkan berkas penting sampai ketinggalan di apartemen. Semua itu karna semalam ia mabuk berat dan pulang larut malam. Kalau tidak, dia pasti bisa prepare terlebih dahulu sebelum berangkat meeting. Sebagai sekretaris yang selalu bekerja professional, Sely merasa sangat malu saat ini.
Namun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda