Jangan Pergi
Baru saja Ken berjalan mendekati kamarnya sepulang ia dari kantor, samar-samar lelaki itu mendengar suara seseorang sedang menangis. Semakin lama ia mendekat, semakin kencang saja suara itu.
Langkah lelaki itu berhenti tepat di depan kamar Valerie. Belum sempat ia mengetuk, seorang asisten rumah tangganya datang menghampiri.
"Nona Valerie nangis terus dari tadi siang, Tuan," adunya.
"Kenapa?"
"Saya juga nggak tau. Tadi waktu jam makan siang Non Valerie pergi naik taksi, nggak mau di antar sopir. Pas pulang udah begitu. Masuk kamar trus nangis nggak berhenti-berhenti. Saya jadi khawatir," jelasnya.
Sejenak Ken menghela napas panjang. Ada apa lagi ini? Batinnya mulai resah.
"Ya sudah, biar saya yang bicara sama dia," kata Ken, sebelum asistennya berlalu pergi.
Lelaki itu menatap sejenak pintu kamar Val yang tertutup, dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa lagi gadis itu? Apa dia menangis seperti ini setelah bertemu orang tuanya tadi siang?
"Val, buka pintunya!" seru Ken setelah mengetuk pi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda