Pelukan Paling Nyaman
"Aku tunggu di mobil," bisik Andika sekilas seraya melewati langkah Amel yang sedang berjalan menuju toilet.
Gadis itu tak perlu menjawab, karna Andika tau bahwa Amel tak mungkin bisa menolaknya. Dia sudah terpaut erat dengan lelaki hidung belang itu. Segala kebutuhan Amel, dia yang memenuhi. Jadi tidak ada satupun alasan bagi Amel untuk menolak Andika.
Amel berbelok menuju toilet, tanpa sadar ada dua orang yang melihat kejadian tadi di belakangnya.
Dua perawat yang berkasak-kusuk itu ikut masuk ke dalam toilet bersama Amel.
"Sumpah ya, lama-lama gue jijik sama tuh perempuan. Nggak ada harga dirinya sama sekali," ucap salah seorang diantara mereka.
Sesekali dia melirik ke arah bilik tempat Alana masuk tadi dan sengaja mengeraskan suaranya. Agar Amel yang sedang berada di dalam bilik toilet mendengar ucapannya.
"Bukan cuma elo, semua orang di sini juga jijik liat muka dia. Cantik-cantik kok mau jadi simpenan. Apa nggak punya malu?" cemooh perawat satunya lagi.
Begitu pintu bilik Amel te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda