Hanya Berdua
"Papa apa kabar, Mam?" tanya Val pada Susan, saat mereka sedang duduk di ruang tengah sambil menunggu Ken yang masih berada di toilet.
"Papa jarang pulang. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di rumah sakit," desah Susan dengan wajah kuyu, dulu wanita yang satu ini selalu nampak segar dan penuh percaya diri, tapi lihatlah keadaannya sekarang. Susan seperti kehilangan gairah hidup sejak Val pergi dari rumahnya.
"Tadi Mbak Marni juga bilang gitu," gumamnya sedih. "Mam," panggil Val sambil meraih jemari Susan. Gadis itu menggeser duduknya, lebih merapat pada Susan.
"Kenapa?"
"Mam, bagaimana rasanya menjadi seorang ibu? Pasti sulit sekali, kan?"
Seketika Susan berpaling, berusaha sekuat tenaga menghentikan air mata yang sudah menggenang di pelupuk.
"Jangan tanya aku, tanyalah orang lain. Aku sudah gagal menjadi seorang ibu. Mengasuh satu anak saja aku tidak becus," ucapnya dengan suara serak tertahan, membuat Val tertunduk sedih.
"Mama tidak gagal, akulah yang gagal menjadi seorang anak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda