Bab 70 Namaku Callen, Ingat Namaku
“Hm?” Mata pria itu berkilau karena heran. Matanya tertuju pada wanita di pinggir jalan.
Lampunya redup. Saat wanita itu berdiri di bawah lampu jalan, bayangannya tampak sunyi. Dia berdiri di sana sendirian, dan dia hampir mengira bahwa orang yang berdiri di sana adalah orang tua yang telah mengalami semua jenis kesulitan dalam hidupnya. Setiap inci tubuhnya, termasuk rambutnya, memberikan perasaan seperti seseorang yang telah melalui kesulitan.
Keingintahuannya terhadapnya semakin kuat. Wanita seperti apa yang seakan-akan berada di ambang kematian meskipun sedang dalam tahun-tahun terbaiknya?
“Di asramaku… Aku hanya punya mie dan daun bawang. Aku juga punya beberapa telur. Aku tidak bisa memasak sesuatu yang lebih baik untuk melayani Anda."
Di malam hari, suara kasarnya tersebar tertiup angin. Jantung pria itu berdegup kencang. Wanita ini telah lama berpikir di bawah lampu jalan tentang apa yang bisa dia berikan padanya dan bagaimana dia bisa melayaninya untuk menukar tips darinya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda