Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 98

Steven menjawab dan menghampiri Clarine, lalu memandanginya dengan tenang. Hanya terlihat air mata yang jernih mengalir di wajah kecilnya yang cerah seperti bulan, seperti bunga segar di embun pagi. Rambut hitamnya yang indah terurai setengah menutupi pipinya yang anggun, makin menonjolkan bibir merah dan gigi putihnya yang terlihat sangat membutuhkan perlindungan. Clarine merasa malu, pipinya merona, dan air mata jatuh seperti bintang yang jatuh dari langit saat bulu mata panjangnya bergerak. Steven terkejut, dadanya berdegup kencang seiring dengan gerakan bulu mata yang Clarine kibaskan. "Dasar bocah nakal, cepat temani istrimu!" Hendrik memarahi Steven. "Kenapa harus aku? Dia juga nangis bukan karena aku," kata Steven dengan bingung sambil mengerutkan keningnya. Mata Hendrik melotot karena marah. "Karena Clara adalah wanitamu! Apa orang tua sepertiku harus menghibur wanitamu yang menangis? Apa kamu nggak punya mulut?" "Kakek, aku dan Steven sudah bercerai, aku bukan ... " "Sehari me

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.