Bab 959
Orang-orang di sekitar beranjak pergi. Melihat begitu lengketnya pasangan itu pun membuat mereka agak malu.
Kedua bibir mereka perlahan terpisah, menampilkan sorot mata penuh rasa milik Steven yang diarahkan pada Clarine.
"Kamu … terlalu berani."
Sejak awal, Clarine mengenakan masker. Jadi, napasnya terengah-engah usai berciuman begitu lama. Dia menatap kesal sembari menggerutu, "Siapa yang memintamu menciumku ..."
"Kalau mau cium, tinggal cium. Aku nggak banyak berpikir." Steven tampak tersenyum puas sambil mengulurkan tangan, membantu merapikan rambut Clarine yang sedikit berantakan di dahinya.
"Mau apa kalau orang lain sampai tahu, hah!"
"Nggak mungkin. Kalau tahu, mereka sudah sadar sejak kita baru masuk."
Dia bukan seorang Dewa, sudah sewajarnya dia punya rasa posesif. Terlebih lagi, ada yang mengatai wanita tercintanya, mana mungkin dia hanya berpangku tangan dan tidak menegaskan hubungannya?
Lantas, mengapa Clarine yang begitu pintar masih tidak mengerti niatnya?
Tiba-tiba, ada
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda