Bab 439
Saat menyebutkan Rio, mata Adelia berbinar penuh cinta.
Clarine terdiam sejenak, dia sangat penasaran dengan apa yang sudah Rio lakukan sampai-sampai membuat wanita ini cinta mati kepadanya.
Si Rio sialan itu, begitu hebat mencuci otak seseoran?
...
Di luar.
Steven yang berada di area merokok sudah menghisap tiga batang rokok terus-menerus, tetapi depresi yang dirasakan masih belum menghilang.
Namun, melihat lelang akan segera dimulai, dia hanya bisa membawa perasaan negatif dan berjalan dengan berat hati kembali ke tempat acara.
Steven berjalan dengan tegar sekaligus merasa kesepian menuju pintu lorong kiri.
Di ujung lorong, seorang pria berpenampilan menarik berjalan ke arahnya.
Kedua pria itu berhenti tepat di depan pintu tempat acara.
Mereka saling menatap dengan penuh emosi yang berkecamuk di dalam hati.
Steven mengernyitkan alis sembari menatap tajam Hendy dengan ekspresi acuh tak acuh.
Seringai tersungging di bibir Hendy sembari mendorong kacamata emasnya. "Pak Steven, kebetulan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda