Bab 295
"Apakah kamu merasa aku sangat malang, bodoh, dan lucu?" tanya Steven dengan suara serak, seolah-olah terbakar oleh api yang membara, bibir tipisnya membentuk senyuman getir.
Michael menggeleng dengan serius, "Nggak, kok, Steven. Akulah satu-satunya temanmu, sahabat terbaikmu. Nggak peduli apa pun yang terjadi, aku nggak akan mengejekmu."
"Aku hanya merasa sayang."
"Sayang, ya ..."
Steven memejamkan mata kemerahannya dengan erat, menghapus semua kenangan tentang Rachel dari pikirannya sampai tuntas tak bersisa.
"Nggak ada yang perlu disayangkan. Aku yang salah pilih, aku pantas mendapatkannya."
"Nggak, bukan begitu."
Michael menghela nafas penuh penyesalan, "Yang disayangkan adalah, selama tiga tahun Clarine menikahimu, kalian mungkin bisa saling mencintai kalau bukan karena wanita itu."
"Kalian seharusnya bisa bahagia bersama, bukannya malah saling berselisih paham sampai sekarang. Benar, kan?"
Mungkin saja. Kebahagiaan, ya.
Steven tiba-tiba menghentikan langkahnya, matanya yang gelap
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda