Bab 289
"Ah, penyakit lama kumat lagi. Tapi nggak apa-apa, kok." Hendrik malah menghibur Clarine sambil mengelus rambutnya, wajahnya yang dipenuhi tanda-tanda penuaan terlihat tidak sehat dengan warna pucat keabu-abuan.
Clarine langsung merasa khawatir. Dia pun segera menggenggam tangan kiri kakeknya sambil menggunakan tiga jari tangan kanannya untuk merasakan denyut nadinya, fokus memeriksa keadaannya.
Tak lama setelahnya, dia berujar dengan serius, "Kakek, mulai minggu depan aku akan meluangkan waktu setiap minggunya untuk melakukan akupunktur dan memberimu obat tambahan. Kakek harus nurut, ya. Aku akan minta Om Xavier untuk memastikan Kakek minum obat dengan teratur."
"Clara, kamu sudah bukan dirimu yang dulu lagi. Kamu adalah putri sematawayang keluarga Tanuwijaya. Mana mungkin aku bisa membiarkanmu melakukan semua ini. Dengar-dengar, sekarang kamu juga mengelola hotel keluarga Tanuwijaya?"
"Pasti melelahkan, ya. Gak usah repot-repot, deh. Xavier saja sudah cukup untuk mengurusku, kok," He
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda