Bab 283
Bugatti itu perlahan menghilang di balik gelapnya malam.
Hendy membenarkan posisi kacamatanya, sudut bibirnya terangkat naik, dan hatinya berdebar kencang dengan penuh semangat.
*
Terlihat sebuah Veyron Night Voice yang melesat di atas jembatan layang.
Clarine menurunkan jendela mobil, menikmati angin malam yang berhembus kencang. Dia memandangi pemandangan gemerlap di seberang sungai, hanyut dalam pikirannya.
"Non Clarine, kamu sudah akrab dengan Tuan Hendy Rusli secepat itu?" Ariel bertanya dengan suara pelan sambil menggenggam erat setir.
"Lumayan, kok. Cukup enak diajak ngobrol."
"Meskipun dia pernah menyelamatkanmu, tetapi kenyataan bahwa dia mengikutimu sampai ke kompleks perumahan tempatmu tinggal juga nggak bisa dilupain gitu saja. Kita harus waspada,"gerutu Ariel dengan nada kesal.
"Mungkin dia mengikutiku karena penasaran setelah tahu siapa aku. Setelah kita ketemu dua kali, menurutku dia lumayan, cuma gaya bicaranya saja yang kadang aneh. Mungkin karena pengaruh budaya bebas
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda