Bab 252
Rumah Sakit Sanmara, unit gawat darurat.
Rachel sudah mendapatkan transfusi darah, tetapi situasinya masih kritis.
Kabarnya ketika dibawa ke rumah sakit, wajahnya sangat pucat. Luka di pergelangan tangannya sangat parah dan tampak mengerikan.
Orang tua Rachel sedang menunggu di koridor rumah sakit bersama Robert dan Lucy.
Mira sangat sedih dan terus memanggil Rachel dengan lembut sambil menangis.
"Sudah, sudah, kamu sudah tua, nggak bisa nangis terus kayak gini ... lagian ini juga malu-maluin!" Pak David berusaha membujuk dengan wajah sedih.
"Malu-maluin? Sekarang putri kita sedang kritis, kamu malah mikirin harga diri? Kamu punya hati nurani, nggak sih?"
Mira meraih kerah suaminya dan terus menarik-nariknya sambil menangis dengan sangat sedih, "Anakku sudah di dalam! Aku cuma punya satu putri ini! Kalau terjadi sesuatu pada Rachel, aku juga nggak mau hidup lagi!"
Raut wajah David sangat jelek. Putrinya membunuh diri demi seorang pria dan istrinya selalu membuat keributan.
Dia memang s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda