Bab 162
Angin kencang, hujan lebat, dan petir menyambar.
Seingat Clarine, Steven berdiri di bawah pohon tadi!
Lebih parahnya lagi, dia bahkan meneleponnya pada saat ini! Apakah dia ingin disambar petir?!
"Steven, aku nggak bakal keluar untuk ketemu denganmu. Jangan telpon aku lagi. Cepat pulang!" kata Clarine dengan mata merah.
"Kalau kamu nggak keluar, aku nggak mau pergi," kata Steven dengan tegas.
"Dasar gila! Berengsek!"
Clarine sangat marah hingga wajahnya memerah. Dia mengumpat sambil berjalan cepat ke arah tangga.
"Nona! Nona!"
Meskipun Ariel sudah memanggil dengan kencang, Clarine tidak menghentikan langkahnya.
...
Steven memegang ponsel erat- erat dengan wajah tegang.
Dia menatap gerbang vila dengan tajam. Tubuhnya tidak bergerak sedikit pun.
Akhirnya, gerbang dibuka.
Tatapan Steven yang suram tiba-tiba berbinar-binar. Napasnya menjadi berat.
Clarine mengenakan jaket dan berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Steven sambil membawa payung hitam yang besar.
Angin kencang membuat rambut Cl
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda