Bab 158
Pintu terbuka.
Michael buru-buru masuk seolah-olah takut Clarine akan berubah pikiran.
"Aduh, susah banget mau masuk ke rumahmu. Tiketnya mahal banget."
Di bawah sorotan lampu, wanita di depannya mengenakan piama yang menonjolkan bentuk tubuhnya yang indah. Pinggang rampingnya dapat dirangkul dengan satu tangan. Pipi mulusnya sangat menggoda.
Jakun Michael mulai bergerak.
"Tuan Michael, matamu jangan jelalatan," kata Ariel dengan ketus.
"Setiap orang suka dengan keindahan. Tatapanku murni untuk mengapresiasi seni yang terbaik," kata Michael dengan bangga sambil menyipitkan matanya.
Cih, baru kali ini mendengar seseorang menjelaskan "mesum" dengan begitu elegan!
"Di dalam sini ada karyanya LAN?" Tatapan Clarine tertuju pada kotak di pangkuannya.
"Iya, aku beli dua. Satu untuk kakeknya Steven dan satunya khusus untukmu."
Mata Michael tampak penuh semangat. "Clara, semua karya seni ukiran LAN dibuat secara manual. Dia cuma ngejual sepuluh karyanya setiap tahun. Kamu tahu nggak, ini sangat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda