Bab 1022
Hanya saja, begitulah tabiat Keluarga Tanuwijaya. Mereka selalu saja mengungkit dendam lama, seakan ini adalah tradisi turun-temurun.
Setiap kali memikirkannya, Bram tidak bisa menahan diri untuk menyindir Steven. Meskipun dia jelas tahu bahwa sahabatnya itu tengah di ambang hidup dan matinya.
"Karena latar belakang keluarganya, dia sering dirundung saat sekolah. Waktu itu, agar nggak bikin ibunya khawatir, dia sembunyiin semua luka di tubuhnya sehabis dipukuli. Dia nggak pernah cerita hal buruk, cuma kabar baik yang dia ceritain ke ibunya," Michael berkata pelan, matanya memerahnya tampak menahan emosi.
"Sialan! Aku paling benci sama perundungan! Anak-anak kayak gitu sama sekali bukan manusia, mereka itu iblis yang dibesarin setan!"
Bram meremas bungkus rokoknya sampai penyok, diiringi amarah kecilnya yang memuncak, "Steven selemah itu, ya? Kenapa dia nggak lawan balik aja?"
"Kok bisa Tuan muda dari Keluarga Octavian dihajar saat di luar?"
"Tabrak saja mereka pakai Rolls Royce!"
"Kala
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda