Tuan tidak beruntung."
Steven terkejut. Tiba-tiba muncul sepasang mata besar Clara yang jernih dan penuh kepolosan seperti rusa kecil yang agak kesal di depannya.
Perhatian seperti ini tidak akan ada lagi di masa depan. Kalau bilang tidak merasa kehilangan sedikit pun, itu juga bohong.
"Clara bukanlah keberuntunganku, tapi kutukanku."
Steven kembali ke kamar dengan ekspresi murung dan melihat sebuah kotak di atas meja teh.
Dia mengenali kalau itu kotak dari toko penjahit dan teringat kalau pakaiannya pasti sudah diperbaiki dengan baik.
Dia segera membuka kotak itu dan melihat ada setelan jas berkuatlitas tinggi di dalamnya.
Sekilas hampit tidak terlihat jahitan apa pun di bagian dalamnya. Keterampilan tukang jahit itu memang luar biasa.
Steven tersenyum puas yang perlahan merambat ke sudut mata dan alisnya.
"Tuan masih memikirkan Nyonya Clara, 'kan?" tanya Bi Mia dengan senang saat melihat tuannya memandangi pakaian dengan penuh kagum.
"Barang itu nggak salah dan ini adalah hasil jerih